Iklan begitu dengan mudahnya mempengaruhi anak-anak seperti pada contoh paparan iklan rokok pada kalangan anak-anak yang menyebabkan jumlah para perokok yang terus meningkat dan ironisnya dalam jumlah itu terdapat kalangan anak-anak dan remaja usia sekolah. Menonton TV dapat memberikan efek negatif bagi anak-anak karena akan mempengaruhi masalah perilakunya. Kesempatan berkarir di bidang tersebut masih terbuka lebar bagi calon karyawan. Selain itu, iklan juga mulai menimbulkan dampak yang negatif bagi masyarakat dari berbagai hal yang ditimbulkan sehingga kritik terhadap iklan harus dilakukan. Oleh karena itu, media sosial tersebut dimanfaatkan dengan baik oleh kalangan jasa periklanan dan perusahaan. Selain itu, definisi lain juga hanya sebatas pada kelompok borjuis yang memang mendominasi ruang publik tersebut. Contohnya, naskah iklan televisi, radio, majalah, koran, baliho, spanduk, dan lain sebagainya. Iklan secara tidak langsung membentuk identitasi diri mereka sebagai manusia modern. Penggunaannya yang dapat dibawa ke mana-mana membuat interaksi manusia dengan telepon selulerlebih banyak dibandingkan dengan televisi, radio, komputer, dan laptop.
Perkembangan industri produk misalnya smartphone yang lebih dekat dengan kehidupan umat manusia di era milenial dengan memproduksi dan memasarkan secara masif produk tersebut maka daya beli akan smartphone juga kian meningkat tajam agar masyarakat tidak ketinggalan produk unggulan yang baru di rilis. Iklan yang membentuk persepsi tertentu, di mana iklan akan diterima dan diberikan tanggapan yang beragam oleh khalayak. Seminar periklanan itu juga memuncukan napas dan harapan baru akan munculnya generasi modern periklanan Indonesia. Christianto Wibisono yang ketika itu menjadi Direktur Majalah Tempo pada tahun 1971 telah menyelenggarakan sebuah seminar periklanan untuk mendiskusikan dalam menyikapi masuknya elemen asing ke dalam industri perikalanan Industri Indonesia. Jika kita melihat dari aspek hubungan Iklan tersebut yang dimulai dari hubungannya terhadap konsumen terdapat pada kajian awal munculnya iklan itu sendiri di mana mengiklankan suatu produk itu adalah sikap dalam mempengaruhi orang lain meskipun tanpa merubah nilai dan sikap masyarakat sebagai konsumen.
Makna dalam konteks lainnya seperti yang dikemukakan oleh Herry Priyono bahwa ruang publik ini memiliki ragam jenis gugus pengertian di antaranya adalah media sosial, pelayanan publik, barang publik, budaya publik dan lain sebagainya. Sebagai hasil dari meningkatnya perdagangan antara Britania Raya dan Amerika Serikat, Price Waterhouse pun membuka kantor di New York pada tahun 1890. Price Waterhouse juga membuka kantor di Liverpool pada tahun 1904, dan kemudian di tempat lain di seluruh dunia. Pernyataan Pemerintah itu membuat hampir semua perusahaan periklanan yang baru didirikan sekitar 1970-an kemudian mendaftar-kan diri menjadi anggota PBRI. Ragam jenis gugus ini memiliki kelompok yang independen kemudian membentuk sosialitas masyarakat. Sebagai sebuah keahlian yang sangat dibutuhkan di dalam industri dan dunia kewirausahaan, hingga saat ini belum ada fakultas atau jurusan resmi di universitas dalam bidang yang secara khusus memelajari copywriting. Baru setelah PBRI diketuai oleh orang Indonesia, Muh.Napis,maka pada tahun 1957 diputuskan perhgantian namanya resmi menjadi PBRI.